Belajar Dari Tut Wuri Handayani

Belajar Dari Tut Wuri Handayani

Belajar Dari Tut Wuri Handayani.

kritik saja tak cukup, bangsa ini butuh solusi !!!

image source : merdeka.com

Falsafah *tut wuri handayani *mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, hal itu dikarenakan kalimat dari falsafah tersebut dijadikan semboyan pendidikan nasional bahkan tercantumkan dalam lambang pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani sendiri merupakan salah satu dari tiga falsafah kepemimpinan yang di ajarkan oleh RM. Soerjadi Soejaningrat atau lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Secara keseluruhan falsafah tersebut menanamkan sifat kepemimpinan yang saling bersinergi antara yang memberi contoh dan yang memperhatikan.

Ing ngarso sung tulodo, artinya yang di depan memberi contoh.

Ing madyo mangun karso, artinya yang di tengah membangun/memotivasi.

Tut wuri handayani, artinya yang di belakang memberi dorongan.

Namun pernahkah kita berpikir kenapa hanya tut wuri handayani saja yang dijadikan semboyan pendidikan Indonesia dan apa kaitan tut wuri dengan pendidikan nasional.

Dari Tut wuri handayani harusnya golongan terpelajar yang dimiliki bangsa ini mampu untuk memahami bagaimana mengantarkan bangsa ini menuju kejayaannya serta membuat harum nama bumi pertiwi, dimana golongan terpelajar harusnya mampu berlomba-lomba untuk memberi dorongan dari belakang dengan solusi solusinya. Karena tidak ada masalah yang tidak memiliki disiplin ilmu untuk menyelesaikannya, artinya setiap masalah pasti ada solusi dan solusi tersebut dapat di cetuskan berdasarkan displin ilmu yang ada.

Sehingga sudah sewajarnya falsafah *Tut wuri handayani *dijadikan semboyan pendidikan nasional, dengan harapan golongan terpelajar yang dimiliki bangsa ini mampu memberikan solusi untuk bangsa dan negaranya berdasarkan disiplin ilmu yang mereka miliki.

Namun pada realitanya intelektual bangsa ini hanya sibuk mengurusi perut mereka sendiri dan memperkaya bangsa asing, serta sibuk saling salah menyalahkan. Masyarakatnya menyalahkan pemimpin yang tidak becus dalam memimpin dan pemimpin menyalahkan masyarakatnya karena tidak mau diatur. Entah kapan bangsa ini bisa bertenti berhenti bertengkar dan saling salah-menyalahkan dengan kritikan-kritikan tajamnya yang tidak diiringi solusi dan aksinyata.

Kalaulah kita ingin meliat bangsa ini bersatu untuk maju maka langkah awal yang kita ambil khususnya golongan terpelajar adalah memberi solusi berdasarkan disiplin ilmu yang kita miliki, bukan hanya kritikan, apa lagi kalau kritiknya hanya bisa saling salah menyalahkan dan berisi hujata.

Majulah bangsa ku, majulah pendidikan ku, Selamat hari pendidikan nasional.